Usaha Menanam Padi
Menanam padi di sawah adalah pekerjaan petani, namun kita tidak perlu sepenuhnya menjadi petani untuk bisa menjadi pengusaha yang bisnis intinya adalah tanaman padi di sawah. Banyak jenis dan cara untuk menjadi pengusaha dibidang pertanian yang komoditinya adalah padi atau disebut juga gabah yang jika diolah nantinya menjadi beras.
Berikut ini adalah pembahasan tentang alternatif Usaha Menanam Psdi di Sawah; sbb :
Usaha menanam padi di sawah cukup baik dan menguntungkan dengan catatan tidak menggunakan modal pinjaman dan menghindari penjualan produk dengan harga murah karena musim panen dan kekuatan modal pemborong (pengepul); jika terpaksa harus menjualnya maka lebih baik berhubungan dengan pemerintah.
Hal utama yang harus dipikirkan pertama kali adalah menguasai lahan pesawahan, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara; misalnya : membeli lahan sawah, menyewa lahan sawah, atau menggadai lahan sawah dari pemilik yang membutuhkan uang.
Jika kita membeli lahan pesawahan harus bisa memastikan bahwa lahan tersebut benar benar cocok untuk pesawahan, kita bisa memeriksanya dari lancarnya sistem pengairan dan memastikan bahwa di lahan tersebut dapat dilakukan 3 (tiga) kali panen padi per tahun. Demikian juga jika kita akan menyewa atau menggadai lahan pesawahan harus disesuaikan antara harga sewa dengan kondisi lahan, misalnya akses jalan raya yang akan berakibat pada biaya transportasi.
Menjalankan usaha menanam padi di sawah dan memproduksi gabah untuk dijual, sebenarnya cukup menguntungkan jika dikelola dengan baik dan memahami dengan baik cara cara yang produktif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah dengan menyerahkan pengelolaan pada buruh tani, kita serahkan lahan pesawahan pada buruh tani untuk ditanami padi, dirawat, dan dipanen, dan selanjutnya kita akan memperoleh bagian sebagai penguasa lahan pesawahan. Dengan cara seperti ini umumnya pembagian dilakukan sama rata; yaitu dikenal dengan istilah “paroh hasil”, dimana masing masing akan mendapatkan 50% dari keseluruhan hasil panen.
Dengan cara seperti ini keuntungannya tidak terlalu besar, untuk meningkatkan keuntungan tidak ada jalan lain dengan menambah luas lahan dan membagi pengelolaan pada beberapa buruh tani yang berbeda. Kita harus selektif dalam menentukan buruh tani untuk mengelola lahan sawah,harus dipilih yang pengalaman, memilki kemampuan bertani padi, dan yang paling penting adalah kejujuran.
Cara lain dalam menjalankan usaha menanam padi di sawah adalah dengan melakukan pengelolaan sendiri dalam penanaman padi, merawat, dan panen, serta melakukan penjualannya ke pedagang besar atau koperasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan lahan pesawahan dengan cara membajak atau mencangkulnya, hal ini dilakukan dengan mengupah buruh tani. Dalam membajak sawah dapat dilakukan dengan menyewa mesin traktor atau menyewa kerbau bajak untuk mempercepat pengolahan lahan. Namun untuk menhaluskan permukaan sawah setelah dibajak tetap harus dilakukan oleh buruh tani yang berpengalaman.
Dalam waktu yang bersamaan kita juga mesti menyiapkan pembibitan padi, membeli benihnya dan ditebar dilahan yang sudah disiapkan dengan air yang cukup. Benih padi harus dipilih yang baik; artinya dipilih jenis yang banyak permintaannya di pasar, namun harus dipastikan merupakan bibit unggul yang lebih tahan terhadap hama. Beberapa jenis bibit antara lain adalah : Cianjur, Pandanwangi, Rojolele, IR berbagai varian, Ketan, dll. Masing masing jenis memilki kelebihan dan kekurangannya masing masing, kita harus menyesuaikannya dengan kondisi lahan dan lingkungan. Jika perlu kita mesti meluangkan waktu sedikit untuk mempelajarinya lebih baik dan berkonsultasi dengan penyuluh dari pihak Dinas Pertanian.
Langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman benih padi di lahan pesawahan yang telah disiapkan. Penyiapan sebelumnya adalah penghalusan tanah, pengairan, dan pemupukan awal, dan jika tanah terlalu asam maka harus ditabur dengan kapur. Dalam tahapan penanaman terlebih dahulu dilakukan pembuatan garis dan menentukan titik tanam benih padi pada lahan pesawahan. Setelah titik tanam ditentukan dan terlihat dengan jelas jejaknya di lahan pesawahan maka selanjutnya dilakukan penanaman benih padi, biasanya dilakukan secara berbaris sekitar 5 sampai 10 orang buruh tani perempuan melangkah mundur sampil membenamkan beberapa batang benih padi pada titik tanam.
Setelah penanaman selesai maka langah berikutnya adalah memonitor pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, dalam perkembangannya selain tanaman padi yang tumbuh, juga tumbuh tanaman liar lainnya seperti rumput, dll sehingga kita harus mengupah buruh tani untuk melakukan pembersihan lahan pesawahan. Selain itu selama pertumbuhannya tanaman padi harus mengalami penyemprotan anti hama dan pemuoukan.
Biaya biaya yang akan dikeluarkan cukup banyak ragam dan jenisnya; misalnya : biaya sewa lahan sawah, biaya membajak dan menghaluskan lahan, biaya penyiapan lahan dengan pemupukan, biaya pembelian benih padi, biaya proses penanaman, biaya perawatan tanaman, pemupukan, penyemprotan dan pembasmian hama, serta biaya panen. Setelah lebh kurang 4 (empat) bulan, semua kelelahan fisik dan mental serta biaya yang telah dikeluarkan akan terobati dengan melihat hasil panen padi yang berwarna kuning keemasan berlmpah ruah.
Padi yang baru saja dipanen harus melalui beberapa pengolahan misalnya dibubut untuk memperoleh butiran gabah atau melepas gabah dari tangkai padi, kemudian dijemur atau dikeringkan untuk menurunkan kadar air sampai 2 – 5 %. Gabah kering sudah dapat dijual atau digiling menjadi beras, menjual beras jauh lebih baik jika dibandingkan dengan menjual gabah.
Namun demikian usaha ini tetap akan memberikan keuntungan yang cukup baik, karena sebenarnya di Indonesia panen bias 3 kali setahun. Di Jepang panen padi hanya bisa dilakukan satu kali saja per tahun, mereka (bangsa Jepang) sedang melakukan riset dan berupaya agar bias panen padi 2 atau 3 kali per tahun.
Comments
Post a Comment