Usaha Pembuatan dan Menggosok Batu Akik
Hampir setiap daerah di Indonesia memilki potensi alam bahan galian batu akik atau batu mulia; sebagai contoh misalnya kita mengenal adanya : batu Giok dari Aceh, Batu Bacan dari Doko Maluku, Batu Raflesia dari Bengkulu, Batu Solar dari Sumatera Selatan, Batu Kalimaya dari Banten, Batu Pancawarna dari Garut Jawa Barat, batu Kecubung dari Kalimantan, dan masih banyak lagi. Memilki usaha pembuatan dan menggosok batu akik dan termasuk juga menjualnya sangat menarik karena setiao batu akik atau batu mulia memilki karakteristik tersendiri bahkan harganyapun berbeda beda dari mulai puluh ribu sampai jutaan. Jika kita mau mempelajari tentang batu akik dan tertarik dengan potensi yang ada didalamnya, maka sebenarnya kita memilki potensi untuk mengembangkannya menjadi suatu usaha yang akan mendatangkan keuntungan. Namun usaha batu akik harus disertai dengan aktifitas serta partisipasi kita dalam suatu komunitas batu akik.
1. Bahan Baku
Memulai membuka usaha pembuatan dan menggosok batu akik serta menjualnya tidak begitu sulit yang terpenting kita mengetahui sumberdaya apa saja yang dibutuhkan. Tahap pertama kita harus mengetahui akses untuk mendapatkan bahan batu akik, hal ini bisa dilakukan dengan menanyakan atau mempelajarinya dari internet. Selanjutnya setelah kita mengetahui cara memperoleh bahan batu akik dan juga mengetahui harganya, maka kita harus berupaya untuk membeli bahan dan membuat persediaan. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat persediaan adalah jangan terlalu banyak stok pada jenis tertentu, namun yang terpenting dalah memperbanyak jenis dari bahan batu akik, makin banyak jenis dan variasinya makin baik. Jangan terkecoh dengan permintaan yang banyak pada jenis bahan tertentu, karena biasanya harganya akan mahal. Kita juga mesti mempertimbangkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk persediaan bahan akan dan harus tergantikan oleh hasil penjualannya nanti, Selain itu yang tidak kalah penting adalah cashflow (aliran uang cash) bahwa membeli bahan dengan pembeyaran dibelakang hari akan lebih baik jika setelah barang jadi laku dijual.
2. Proses Pembuatan.
Tahap berikutnya adalah pembuatan batu akik dari bahan baku batu akik. Proses pembuatan dimulai dengan pemilihan bahan dilanjutkan dengan pemotongan bahan batu akik. Selanjutnya untuk membentuk batu akik digunakan alat penggosok batu gerinda yang diputar dengan mesin listrik yang kecepatan putarannya bisa diatur. Untuk kerapihan bentuk batu akik yang umumnya berbentuk oval dibuatkan pola dari kertas terlebih dahulu, sehingga pada saat membentuk mengikuti bentuk pola. Perlatan yang harus disiapkan antara lain adalah Mesin Potong Batu, Mesin Gerinda atau Penggosok Batu, dan Mesin Poles. Mesin tersebut dapat dibuat sendiri dan bisa menggunakan hanya menggunakan 1 atau 2 motor listrik saja. Mesin potong digunakan untuk memotong bahan, mesin gerinda atau penggosok batu digunakan untuk membentuk batu akik, dan mesin poles digunakan untuk menghaluskan batu akik. Dalam prose pembentukan dan menggosok diperlukan keterampilan tangan sehingga dapat diperoleh bentuk yang simetris dan serasi dengan pemegangnya (emban). Untuk mengurangi beban pekerjaan dalam pemolesan dalam menggosok dan membentuk batu akik dapat menggunakan kehalusan batu gerinda yang beritngkat semakin halus; misalnya dari 150, 250, 400 mesh, dst.
3. Finishing
Demikian juga halnya dalam melakukan proses pemolesan batu akik menggunakan amril atau ampelas yang bertingkat kehalusannya; misalnya mulai dari 500, 1000, 2000 mesh, dst. Baik pada saat melakukan pemotongan, penggerindaan, maupun pemolesan batu akik sebaiknya sambil dibasahi dengan air untuk menghindarkan debu batu yang akan berbahaya jika terhisap oleh pernafasan. Partikel dari debu bahan batu yang sangat kecil jika masuk kedalam saluran pernafasan dapat mengakibatkan penyakit pernafasan dikemudian hari. Tahap akhir dari proses pembuatan batu akik adalah mengkilapkannya sehingga tampak bercahaya dan menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggosok batu akik pada pasta diamant, pasta alumina, atau serbuk intan yang dilandasi dengan kulit yang telah disamak; misalnya kulit bekas sandal atau bekas sepatu yang telah dibersihkan. Pada saat dilakukan proses mengkilapkan atau menggosok pada kulit yang telah dilapisi bahan pengkilap tersebut, sebaiknya batu akik diberi pemegang yaitu pensil kayu yang dilem dengan menggunakan lem super pada bagian dasar batu akiknya.
4. Pemajangan dan Promosi
Batu akik yang telah dibuat atau sudah jadi selanjutnya dipajang dalam etalase dan umumnya disertai dengan logam pemegangnya atau emban (bakalan cincin). Teknik memajang agar disusun rapih sehingga menarik minat pembeli. Jangan lupa kita harus menyediakan lampu sorot (batere), karena calon pembeli biasanya ingin melihat batu akik dengan lebih jelas. Ada baiknya jika kita juga menyediakan kaca pembesar sehingga calon pembeli dapat melihat batu akik dengan merasa puas. Jika kita tekun menjalankan usaha ini, maka tidak lama akan banyak pembeli yang akhirnya menjadi pelanggan dan bahkan ada kemungkinan mereka mengajak temannya untuk berkunjung melihat batu akik buatan kita.
Comments
Post a Comment